Hidangan juadah adalah hidangan makanan yang sudah mendarah daging dalam tubuh tradisi kebudayaan di Padang Pariaman. Di beberapa acara penting seperti pernikahan, juadah selalu ada dalam daftar acara tersebut.
DigitalSumbar.com - Makanan ternyata tidak hanya berfungsi sebagai pengisi perut, melainkan bisa menjadi rangkaian tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Di Kabupaten Padang Pariaman, ada hidangan makanan yang bernama juadah. Bagi masyarakat Padang Pariaman, juadah adalah hidangan makanan yang sudah mendarah daging dalam tubuh tradisi kebudayaan di Padang Pariaman. Di beberapa acara penting seperti pernikahan, juadah selalu ada dalam daftar acara tersebut.
Juadah dihidangkan dalam acara-acara penting bagi masyarakat Padang Pariaman. Misalnya, sesudah baralek, di mana seorang perempuan ( Anak Daro ) pergi manjalang pertama ke rumah mertua, maka si perempuan membawa juadah ke rumah mertuanya. Jika perempuan tersebut tidak membawa juadah, maka ia akan dikatakan oleh orang kampung sebagai orang yang tidak tahu dengan adat.
“Waktu manjalang ke rumah mertua untuk pertama kalinya, juadah harus dibawa dan tak boleh diganti dengan hidangan lain. Namun, ketika manjalang untuk kedua kali dan seterusnya, juadah boleh dibawa atau diganti dengan makanan lain semisal nasi kunyit atau singgang ayam. Selain itu, juadah juga dibawa pada acara Katam, di mana orang yang tamat mengaji Alquran diangkat menjadi tuanku.
Juadah bukanlah sebuah makanan, melainkan terdiri dari banyak makanan. Oleh karena itu, juadah disebut sebagai hidangan karena terdiri dari banyak makanan. juadah terdiri dari beberapa makanan tradisonal khas Padang Pariaman, yakni waji, aluo, kanji, jodahtukue, jalabio, kipang, pinyaram dan gubik.
“Makanan-makanan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebentuk anjungan makanan setinggi seperempat meter. Urutan juadah, tidak boleh diganti, karena memang sudah seperti itu urutannya dari dulu.
Juadah ini menggunakan talam yang bertingkat-tingkat. Yang paling atas diisi kue bolu, lalu berturut-turut di talam bawahnya ada bubik, pinyaram, juadah tukua, jala bio, kue sangko, kipang, nasi manis, dan kanji. Selain kue bolu, bahan pembuat penganan dalam antaran ini adalah olahan dari beras dan beras ketan.
Jenis makanan lain yang terbuat dari tepung ketan adalah pinyaram, jala bio, dan bubik. Pinyaram ini seperti kue cucur. Bahannya dari tepung beras yang dicampur dengan cairan gula merah, lalu digoreng dalam kuali yang langsung menjadi cetakannya. Mirip kue cucur, tapi dalam bentuk yang lebih besar.
Sedangkan jala bio dan bubik terbuat dari tepung beras ketan dan santan, dan dicetak dengan seng berbentuk jeruji, lalu digoreng. Rasanya gurih dan seperti kerupuk. Bentuknya juga unik, seperti jeruji, atau banyak dikenal sebagai kue kembang goyang. Sedangkan bubik mirip dengan adonan jala bio yang diberi inti dengan sekeping gula merah dan kelapa, lalu digoreng.
Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain nasi manis atau nasi haru, kipang, dan kue sangko. Nasi manis mirip wajik dengan warna cokelat.Terbuat dari beras ketan yang dikukus, diberi gula merah, lalu dicampur dengan santan dan garam secukupnya. Prosesnya, santan dan gula merah dimasak di kuali hingga berminyak, lalu dimasukkan beras ketan yang sudah dikukus, lalu diaduk di kuali hingga kering. Kemudian dipadatkan di cetakan kayu, lalu dipotong-potong.
0 komentar :
Posting Komentar